(DEDIKASI.ID) – Makam Syekh Wasil merupakan salah satu wisata religi yang berada di Kota Kediri. Wisata religi ini memiliki banyak daya tarik. Pengunjung datang silih berganti dari berbagai negara, baik pengunjung muslim maupun non muslim.
Syekh Wasil Samsudin berasal dari Istanbul Turki. Syekh Wasil adalah tokoh penyebar Agama Islam pertama di Kediri. Makam Syekh Wasil berada di Jalan Dhoho tepatnya Kelurahan Setonogedong Kota Kediri. Masyarakat Kota kediri biasanya menyebutnya Mbah Wasil. Beliau masuk ke Kediri kurang lebih pada abad ke 11 Masehi. Beliau berdakwah melalui pendekatan tutur kata yang baik kepada masyarakat. Konon Syekh Wasil juga merupakan guru spiritual Raja Kediri yaitu Raja Sri Aji Jayabaya.
“Mbah Wasil paling sepuh pengunjung atau peziarah sudah dari internasional tidak hanya umat Islam saja. Namun, non muslim juga berziarah. Berkah barokah berdoa di makam Syekh Wasil benar-benar terkabul. Pengunjung banyak atau sedikit itu tergantung harinya. Biasanya, hari-hari biasa sedikit. Namun, dihari Rabu malam Kamis dan Kamis malam Jumat ada dimakam dzikru ghofilin,” ujar Ning penjaga Makam Syekh Wasil, (26/10/24).
Baca tulisan lainnya
Mbah Wasil disebut sebagai orang sepuh yang sangat dihormati, dan makamnya dikunjungi tidak hanya oleh umat Muslim, tetapi juga oleh non-Muslim dari berbagai negara, menandakan pengaruhnya yang luas dan lintas agama. Orang-orang yang berziarah ke makam Mbah Wasil memiliki tujuan untuk mencari berkah (barokah) dan mengharap doa-doa mereka terkabul. Kegiatan ziarah ini bisa ramai atau sepi tergantung pada harinya.
Para peziarah datang dengan tujuan mengharapkan berkah dari Mbah Wasil yang dianggap sebagai wali Allah. Disebutkan pula bahwa Mbah Wasil memiliki garis keturunan dari Turki, Pakistan, dan Mekkah, dan beliau dikenal sebagai guru besar bagi para Walisongo, yakni kelompok wali terkenal di tanah Jawa yang memiliki peran besar dalam penyebaran Islam di Indonesia.
“Alasannya para ziarah itu untuk mengalap berkah atas wali. Sedangkan, Mbah Wasil keturunan Turki, Pakistan, dan Mekkah dan guru besar Walisongo,” tambahnya.
Silvi seorang mualaf yang berasal dari Tulungagung sering bekunjung ke makam Syekh Wasil. Bagi Silvi, berziarah ke makam Syekh Wasil bukan hanya rutinitas, tetapi juga tindakan yang dipandu oleh perasaan dan intuisi pribadinya, mungkin sebagai bentuk penghormatan dan pencarian berkah dari sang wali.
“Saya selalu kesini setiap satu minggu sekali kadang bersama anak dan kadang bersama suami saya. Hari ini saya datang bersama suami saya. Dan kebetulan hati saya memiliki firasat untuk datang sore hari. Karena biasannya saya datang jam sembilan malam,” ucap Silvi.
Baca tulisan menarik lainnya di Dedikasi.id!
Reporter : Zahra Satya P
Penulis : Bagus Dwi Utomo, Falenzia Afifah, Zahra Satya Putri Indah Pratini, Abdul Khayu, Riya Agustin, M. Faizudin Al Khaq, Imroatul Khasanah
*Berita ini merupakan hasil dari Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJTD) 2024