Tuan dan Puanku
Selamat datang para cendekiawan yang agung lagi beruntung.
Sugeng rawuh dateng tanah terkaya nan berpanggung.
Inilah sansekerta bumi pertiwi.
Jangan takut, cukup berdiri tegak dan langkahkan kaki.
Jangan gentar, cukup berjalan lirih pun tetap teliti.
Rehatlah disini, hamparkan dengan lembut jasadmu di gelanggang tanah surga ini.
Segera robek gendang telingamu, dengarkan dan renungkan!
Tak usah kau berdalih tentang ayat adat dan istiadat.
Tak usah kau berkoar pasal undang-undang yang sekarat.
Lihatlah dirimu, pasang erat cermin di depan bola matamu.
Tak perlu buru-buru wahai tuan dan puan ku
Tetap sabar dan perhatikan kondisimu.
Restorasi dulu kebiadabanmu.
Parfumi dulu wangi anyir kebusukanmu.
Masih sehatkah ragamu terserang flu ke tidak adilan?
Masih sehatkah jiwamu terguncang virus ke otoriteran?
Buka kelopak matamu selebar hasrat nafsumu itu!
Sayat nurani hatimu se dalam fikiran licikmu itu!
Bangun dan sadarlah wahai tuan dan puanku.
Cakrawala pertiwi bersaksi, sejatinya engkau hanyalah gumpalan darah yang hina.
Dan terjunjung oleh jabat dan tahta yang sementara lagi fana
Baca tulisan menarik lainnya di Dedikasi.id!
*Bionarasi : Orang yang dulunya hobi nulis puisi, sekedar mengisi waktu yang terkikis. Sebenarnya hobi melihat tulisan sendiri rapih, di atas putih.
Rapsodi, singkatan dari Rabu Puisi Dedikasi, adalah salah satu rubrik di Dedikasi.id yang menampilkan karya sastra berupa puisi. Seperti namanya, Rapsodi, yang memiliki arti pernyataan kegembiraan,taat dimaksudkan untuk menjadi ajang menyatakan segala tentang kegembiraan dalam bentuk puisi.
Di sini pembaca akan dimanjakan dengan sajak-sajak yang berasal dari mahasiswa IAIN Kediri. Karya akan diupload setiap hari Rabu. Bagi teman-teman yang ingin mengirimkan sajak-sajaknya, bisa langsung menuju instagram Dedikasi. Kuy!