Jelang Petang Berdentang
Jelang petang berdentang,
Kembali pulang sang petualang,
Usai kakinya menjejaki aspal panas,
Dan berdebu; asap kendaraan meraba tubuh,
Ia menari dengan tangan menggapai mentari.
Telah lusuh jiwanya, ia tertawa menantang waktu,
Tak peduli mata redup namun suaranya lantang mengaduh,
Tentang luka hati menanah perih, mengunyah kerikil jalan,
Hingga terkapar di taman kota, menjadi sampah,
Dalam hening rerumputan.
Lapar mengoyak lambung, bergelut dengan ketidakpastian,
Siang tak selamanya terik dan malam selalu saja melirik,
Menatap kesedihan yang terkasih menanti pedih,
Saat jemari tiada berseri, belaian sekadar ilusi.
Jakarta, 2022
Baca tulisan menarik lainnya di Dedikasi.id!
*Ardhi Ridwansyah merupakan pria kelahiran Jakarta, 4 Juli 1998. Puisinya “Memoar dari Takisung” dimuat di buku antologi puisi “Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival 2019” dan termasuk 115 karya terbaik dalam Lomba Cipta Puisi Bengkel Deklamasi 2021. Puisi-puisi juga sudah dimuat di berbagai media lokal maupun nasional, baik cetak maupun digital seperti litera.co.id, Majalah Elipsis, Radar Cirebon, Radar Malang, Suara Merdeka, Radar Malang, Media Indonesia, dan masih banyak lagi. Instagram: @ardhigidaw. WhatsApp: 087819823958.
Rapsodi, singkatan dari Rabu Puisi Dedikasi, adalah salah satu rubrik di Dedikasi.id yang menampilkan karya sastra berupa puisi. Seperti namanya, Rapsodi, yang memiliki arti pernyataan kegembiraan, dimaksudkan untuk menjadi ajang menyatakan segala tentang kegembiraan dalam bentuk puisi.
Di sini pembaca akan dimanjakan dengan sajak-sajak yang berasal dari mahasiswa IAIN Kediri. Karya akan diupload setiap hari Rabu. Bagi teman-teman yang ingin mengirimkan sajak-sajaknya, bisa langsung menuju instagram Dedikasi. Kuy!