(DEDIKASI.ID) – Masa purna kepengurusan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) dan Senat Mahasiswa (SEMA) IAIN Kediri periode 2022/2023 sebentar lagi akan berakhir. Selama satu periode tersebut, kinerja DEMA dan SEMA belum bisa dikatakan maksimal. Hal ini karena terdapat beberapa program kerja yang belum terlaksana.
M. Eko Yulianoor selaku ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) memberikan presentase kinerja kepengurusannya selama satu periode mencapai 70%. Melihat visi dan misi DEMA tahun ini berfokus pada isu-isu kampus seperti pengadaan fasilitas UKM UKK dan administrasi tata kelola organisasi. Selain itu, ia menilai bahwa cakupan peran DEMA selain internal kampus juga mengarah pada eksternal kampus.
“Kita mencoba untuk bekerja sama dan berkolaboratif kepada seluruh jajaran eksekutif. Kemudian kita juga bekerja sama dengan lembaga-lembaga eksternal yang ada di luar kampus,” ujar Eko saat diwawancara oleh kru LPM Dedikasi pada (17/11/2023).
Selain itu, terdapat salah satu program kerja DEMA yang tidak terlaksana. Program tersebut yaitu IAIN Kediri Festival (IKF) yang rencana akan dilaksanakan pada akhir tahun 2023. Eko menjelaskan bahwa kendala tidak terlaksananya kegiatan tersebut karena jadwal yang sudah dirancang bertabrakan dengan kegiatan DEMA Fakultas dan HMPS.
“Kita pengennya tetap terlaksana dengan acara lain, seperti seminar terkait isu nasional,” imbuh mahasiswa prodi Psikologi Islam tersebut.
Sementara itu M. Rizal Mustofa selaku ketua Senat Mahasiswa (SEMA) menjelaskan kepada kru LPM Dedikasi bahwa program kerja yang mereka rancang hampir seluruhnya terlaksana. Seperti halnya mengkomunikasikan aspirasi mahasiswa kepada para pimpinan. Kelulusan Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) yang menjadi syarat Kuliah Kerja Nyata (KKN) menjadi salah satu bentuk apresiasi SEMA terhadap mahasiswa.
“Salah satunya seperti persyaratan KKN yang menjadi kendala mahasiswa semester akhir. Nah itu tetap kita kawal sebagai bentuk aspirasi mahasiswa dan kita tampung untuk kita komunikasikan agar mahasiswa tetap bisa mengikuti KKN meskipun belum mengikuti BTQ,” ujar Rizal pada (16/11/2023).
Baca tulisan lainnya
Selain program kerja tersebut, SEMA memiliki pogram kerja utama yaitu penguatan komisi organisasi melalui Peraturan Organisasi (PO). Rizal menjelaskan fungsi SEMA sendiri yakni mengatur setiap peraturan yang ada di organisasi mahasiswa (ormawa) kampus dan menyerap aspirasi mahasiwa. Namun, untuk PO tahun ini akan dilaksanakan pada pertengahan bulan Desember sebelum masa purna SEMA berakhir.
“Untuk pengerjaannya tidak ada kendala, memang belum waktunya melaksanakannya. Minggu depan saya konfirmasi untuk pelaksanaan PO dari SEMA,” tambah Rizal saat diwawancara secara terpisah melalui WhatsApp pada Sabtu, (09/12/2023).
Selain itu, Rizal menegaskan bahwa terdapat beberapa kegiatan yang belum terlaksana secara maksimal seperti wacana pendirian Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Unit Kegiatan Khusus (UKK) sekaligus pendirian Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) baru. Kendala ini disebabkan karena belum adanya penambahan prodi dan pengangkatan HMPS baru.
Izzat salah satu mahasiswa IAIN Kediri mengatakan bahwa keberadaan DEMA dan SEMA masih kurang disadari oleh mahasiswa IAIN Kediri. Hal tersebut menjadi catatan bahwa eksistensi keberadaan mereka masih kurang dirasakan.
“Perlu menjadi catatan bagaimana upaya SEMA dan DEMA untuk melakukan pendidikan kesadaran kepada seluruh mahasiswa IAIN Kediri. Untuk bagaimana caranya perlu dibuktikan dengan keaktifan kepengurusan,” ujar mahasiswa prodi Hukum Tata Negara tersebut.
Sebagai pemangku kebijakan legislatif dan eksekutif mahasiswa, kinerja DEMA dan SEMA pada detik-detik terakhir kepengurusan sangat ditunggu-tunggu. Sebagai penutup Izat memberikan harapan bahwa evaluasi DEMA dan SEMA yang akan datang dapat mengupayakan penyadaran mahasiswa IAIN Kediri akan pentingnya berorganisasi dan pengadvokasian secara utuh.
Baca tulisan menarik lainnya di Dedikasi.id!
Reporter: Salwa, Huda, Bella
Penulis: Faizza, Niswa
Editor: Riyadus