(DEDIKASI.ID) – Ragam wisata Gunung Wilis terasa indah dan menajubkan, area puncak khususnya menyajikan pemandangan yang sangat menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah destinasi Gazebo Wilis. Wisata ini menampilkan pemandangan yang sangat menarik, orang-orang bisa bermalam dan mendirikan tenda dengan HTM delapan ribu rupiah. Namun disamping itu semua, ada secercah harap yang lekang ditelan ramainya tenda para pelancong.
Hal yang bisa ditemukan di Gazebo Wilis adalah keindahan dari atas gunung yang tersaji berkat deretan bukit di sekitar Wilis. Secara teritori, gunung ini berdiri di 4 daerah di Jawa Timur sekaligus, yakni; kabupaten madiun, tulungagung, blitar dan Kediri. Sehingga tak heran banyak sekali wisatawan yang berkunjung kesini, terutama ketika weekend. Bagi yang tidak sempat membawa peralatan camping, penyewaan tenda untuk camping juga tersedia disini dengan biaya 50 ribu rupiah per-tendanya.
“Di gunung wilis ini sungguh pemandangannya sangat indah, apalagi berangkat pada siang hari. Dengan suasana yang cerah, terlihat dedaunan dan pepohonan kebun karet yang menajubkan,” Ujar Bagus Sukma Raga, salah satu pengunjung ketika ditemui di area camping Wilis, sabtu (01/07).
Di perjalanan menuju puncak juga terdapat berbagai café dengan background pemandangan pegunungan yang indah dan menarik. Beberapa café di antaranya, dikelola oleh warga lokal dan menjadi sumber utama pendapatan mereka. Mengusung konsep yang tidak menonjolkan kemewahan, café-café ini tetap ramai pengunjung khususnya golongan anak muda milenial.
Kendati begitu, wisata Wilismasih belum diperhatikan secara benar oleh pemerintah. Problem ini sudah lama dirasakan oleh pengelola wisata di area ini. Hal ini sangat disayangkan mengingat beragamnya wisata di area ini, seperti Air Terjun Dholo dan Air Terjun Iringgolo yang jarang terekspos oleh media.
“banyak orang yang tidak tahu dengan wisata yang ada di Kediri ini. Yahh..karena jarang terekspos media,” Ujar Aris, pengunjung wisata, Sabtu (01/07).
Meskipun di dukung sepenuhnya oleh pemerintah kabupaten Kediri, pendapatan hasil wisata ini belum mampu menutup biaya operasional. Pengelola wisata berharap pemerintah memperhatikan secara intensif terkait perkembangan pariwisata gunung wilis ini.
Besarnya biaya operasional berasal dari wilayah gunung wilis yang terhitung jauh dari pusat kota. Contohnya saja untuk kebutuhan listrik masih menggunakan genset yang beroperasi dengan BBM, mengingat harga bahan bakar semakin mahal, hal ini turut menyebabkan biaya wisata gunung wilis juga ikut naik. Problem ini menjadi alasan utama bagi pengelola karena hal ini pada akhirnya juga berefek pada keterbatasan alat.
Salah satu penjaga warung di lereng gunung wilis pun mengutarakan keresahaannya bahwa terbatasnya listrik berimbas pada akses internet/WIFI yang terbatas karena harus berbagi daya listrik.
“sebernarnya wisata ini lumayan ramai mas, akan tetapi saya sebagai pelaku usaha warung mengalami kendala khususnya di bagian aliran kelistrikan ini. Banyak lampu di warung ini yang sengaja saya tidak nyalakan karena semakin besar listrik yang dipakai bahan bakar di mesin genset pun juga ikutan boros mas, maka dari itu menu makanan ataupun minuman saya jual sedikit mahal, karena juga saya hitung dari biaya operasional di warung ini,” Tutur Adi, pemilik warung, Sabtu (01/07).
Adi yang juga warga Desa Blimbing Kecamatan Mojo ini berharap sepenuhnya kepada Pemerintah Kabupaten agar lebih memperhatikan destinasi wisata Gunung Wilis. Agar semakin baik sehingga kenyamanan pengunjung dapat meningkat. Dengan ini ia berharap Wisata Gunung Wilis dapat berkembang menjadi wisata unggulan di Karesidenan Kediri.