dedikasi.id – Perkuliahan tatap muka di IAIN Kediri akan dimulai dalam kurun waktu yang belum ditentukan. Hal ini disampaikan oleh Ropingi, Ketua Satgas Penanganan COVID-19 IAIN Kediri, saat diwawancara oleh kru LPM Dedikasi pada Senin (22/03). Pernyataan tersebut menampik beberapa isu yang beredar bahwa perkuliahan tatap muka akan dimulai pada pertengahan semester genap tahun 2021 ini.
Masih diterapkannya program Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh pemerintah Kota Kediri menyebabkan pihak kampus belum bisa membuka kembali perkuliahan tatap muka. Hal tersebut tertuang dalam surat edaran Wali Kota Kediri Nomor.423/10928419.033/2020 yang mengharuskan pembelajaran ditingkat PAUD, TK, SD, SMP, SMA/MA/SMK dan perguruan tinggi dilakukan secara daring.
Menurut penuturan salah satu dosen Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam itu, pelaksanaan kembali perkuliahan tatap muka masih menunggu keputusan dari pemerintah daerah dan Kementerian Agama Pusat.
“Kita menunggu pengumuman dari Kementrian Agama Pusat apakah sudah diperkenankan apa belum perkuliahan secara offline. Direktorat Pendidikan Tinggi Islam biasanya itu mengacu pada peraturan pemerintah daerah (pemda) juga, sehingga bila pemda belum memberi pengumuman melakukan pembelajaran secara offline maka kita akan tetap melakukan kegiatan pembelajaran secara daring,” jelasnya.
Ditemui secara terpisah pada Rabu (31/03), Husnur Rofiq, Kepala bagian Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama menjelaskan bahwa apabila terdapat dosen yang menggelar perkuliahan tatap muka tanpa izin maka pihak kampus akan memberikan sanksi kepada yang bersangkutan, sebab hal tersebut dikatakan mencoreng nama lembaga.
Selain itu, terkait program pemberian vaksin kepada dosen dan pegawai, ia masih menunggu keputusan dari pemerintah Kota Kediri.
“Kita sudah mendata siapa saja yang akan mendapat vaksin dan datanya sudah kita serahkan,” jelasnya. Sedangkan vaksin untuk mahasiswa, pihaknya masih belum bisa memberikan keterangan.
Lebih lanjut, ia mengklaim bahwa pihak kampus sudah menyiapkan mekanisme apabila nanti kampus benar-benar dibuka kembali untuk perkuliahan.
“Kalaupun nanti sudah kembali offline maka sistem perkuliahan di kampus akan diwajibkan menerapkan protokol kesehatan seperti rajin cuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak,” terangnya.
Sementara itu, mahasiswa memberikan tanggapan yang beragam terkait isu dimulainya kembali perkuliahan tatap muka ini. Salah satunya Nisrina, seorang mahasiswi prodi KPI angkatan 2020 ini mengungkap bahwa ia sudah tidak sabar ingin belajar secara langsung di kampus.
“Aku ingin segera kegiatan pembelajaran secara langsung dimulai, karena terkadang materi yang disampaikan ada yang kurang aku mengerti, dan aku ingin merasakan rasanya berkumpul dengan teman-teman, misalnya kerja kelompok, bisa bareng langsung dan juga waktu presentasi akan lebih seru kalo langsung”, jelas mahasiswi asal Temanggung, Jawa Tengah ini.
Berbeda dengan Yulianti Sulistiana. Mahasiswa asal Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah ini menuturkan bahwa ia merasa kerepotan ketika harus mengurus administrasi seperti surat keterangan bebas covid-19 dan menjalani serangkaian tes seperti rapid test dan atau swab test.
“Kalau untuk masalah siap tidaknya saya siap, namun itu juga perlu pertimbangan karena perjalanan pun jauh dan harus tes juga seperti rapid. Diusahakan lah kalau sudah kembali offline karena kan memang kewajiban,” ujar mahasiswa prodi Psikologi Islam semester 6 tersebut.
Baca juga artikel terkait Kampus Kita atau tulisan menarik lainnya di dedikasi.id
(dedikasi.id – Kampus Kita )
Reporter: Fina, Elyza, Dian
Penulis: Nilam, Elyza, Dian
Editor: Aiza, Firnas