(DEDIKASI.ID) – Demonstrasi menuntut kestabilan harga dan menolak wacana penundaan pemilu tidak hanya terjadi di Jakarta, tetapi juga di daerah-daerah, termasuk Kediri. Kali ini, Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kediri Raya (BKR) menggelar aksi unjuk rasa, Selasa (12/04), di depan kantor DPRD Kabupaten Kediri.
Aksi yang berlangsung mulai pukul 12.00-16.00 diawali dengan berkumpul di Lapangan Tosaren, Pesantren, Kota Kediri, untuk selanjutnya mengarah ke lokasi aksi. Peserta yang mengikuti aksi ini berjumlah sekitar 200-300 orang berasal dari berbagai perwakilan BEM se-Kediri raya.
BKR membawa beberapa tuntutan yang tertuang dalam press release mereka, seperti dibagikan oleh Priyan Apriyudi, Ketua BKR, melalui WhatsApp kepada LPM Dedikasi, Jumat (15/04). Tuntutan mereka terdiri dari empat poin, yaitu: (1) Mendesak pemerintah khususnya Kediri raya untuk mengusut dan menindak adanya mafia minyak goreng; (2) Penstabilan harga komoditas di pasar; (3) Mengembalikan harga pertamax (RON 92); (4) Menolak dan mengutuk keras segala bentuk manuver politik yang berkaitan dengan penundaan pemilu 2024.
Dalam aksinya, BKR meminta DPRD Kabupaten Kediri untuk menemui massa aksi. Usai orasi selama beberapa jam, Dodik Purwanto selaku Ketua DPRD Kabupaten Kediri akhirnya menemui massa dan menandatangani tuntutan mereka. Tidak berhenti sampai disitu, massa juga mendesak agar tuntutan mereka segera ditindaklanjuti dalam kurun waktu terbatas.
“Pada intinya, tuntutan kita telah disetujui dan akan dibawa ke pusat oleh pihak DPRD Kabupaten Kediri. BKR memberi estimasi waktu 1 minggu. Jika satu minggu belum ada tindak lanjut, kita akan melakukan demonstrasi kembali dengan massa yang lebih besar,” tutur Priyan.
Ditemui seusai aksi, Andri Valentino selaku Koordinator Aksi mengatakan bahwa pemerintah, dimulai dari lembaga legislatif, harus segera mengatasi keluh kesah yang dirasakan oleh kalangan menengah ke bawah.
“Pengatasan permasalahan ini dari DPR untuk menentukan siapa mafia minyak dan penstabilan harga BBM. Karena menjelang hari Raya Idul Fitri, alangkah baiknya segera distabilkan,” kata Andri.
Di sisi lain, Kapolres Kediri, AKBP Agung Setyo Nugroho, yang juga turut hadir, mengatakan bahwa pihaknya tidak mempersulit kegiatan aksi. “Kami tidak pernah menghalang-halangi kegiatan ini, namun saya tetap mengamankan kegiatan ini supaya berjalan dengan baik dan tidak mengganggu kegiatan masyarakat lain,” ujar AKBP Agung saat diwawancarai oleh LPM Dedikasi seusai aksi.
Menanggapi tuntutan mahasiswa, ia mengatakan akan membentuk tim satgas pangan secepatnya untuk menstabilkan harga bahan-bahan pokok. “Nantinya akan dibentuk tim satgas supaya bisa mengurai harga sembako menjelang lebaran.”