(DEDIKASI.ID) – Akhir-akhir ini banyak sekali yang pamer paper mob, bukan? Apalagi sedang musim penerimaan mahasiswa baru, semacam masa ospek atau pengenalan kampus hehe. Kalau kalian bingung dengan judul opini ini, maka kalian masih normal dan tidak buta literasi, memang itu tujuan opini ini dibuat.
Selamat pagi, siang, sore, dan malam wahai pembaca sekalian. Sudah tau belum, paper mob itu apa? Baiklah, pasti banyak yang sudah tau kan, yaa. Apalagi sempat trending hiruk pikuknya paper mob yang menghebohkan, hehe. Paper mob adalah koreografi kertas yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk menampilkan gambar atau tulisan tertentu. Koreografinya cuma bisa dilihat dari atas sih, ya. Jadi, wajib punya drone sih,biar bisa mengabadikan momen-momen koreonya itu.
Sekarang sudah semakin paham kan, apa itu paper mob?
Seperti yang sudah banyak seliweran di FYP pembaca sekalian. Paper mob seperti kompetisi tak berhadiah. Bahkan, ada yang sampai mengundang amukan netizan loh. Karena membahayakan kesehatan maba (di ajak berkegiatan panas-panas dan tidak sarapan, pun perawatan juga kurang proper). Kita semua tau kalau koreografi paper mob berasal dari panitia. Nggak mungkin kan, peserta disuruh buat paper mob mandiri, apalagi mahasiswa baru yang mayoritas baru dapat teman baru. Kan kasian kalau anaknya introvert. Bikin ginian memang tugas panitia, kan?
Di Kampus tersayang dan tercinta kita semua juga nggak mau kalah nih. IYAIN juga bikin paper mob, loh. Untungnya, mahasiswa tidak disuruh buat sendiri, hehe. Nggak seperti zaman Covid-19, yang apa-apa dibuat online, termasuk Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) sehingga mahasiswa harus keluar uang sendiri buat cari WI-FI.
Lantas sebenarnya apa sih fungsi paper mob itu? Biar keren? Biar waw? Biar masuk FYP Tik-tok? FOMO sekali ya. Kalau kita lihat paper mob bukanlah suatu hal yang wajib bukan? Hanya sekedar hiburan. Hasil jadi videonya pun hanya di unggah di akun media sosial kampus (tanpa mention para mahasiswa yang terlibat). Apa iya ada manfaatnya buat mahasiswa ? kalau saja di mention kan bisa tuh sekalian nambah engage barangkali ada follower baru.
Kalau mau dibilang keren, iya, keren kok, nggak bohong deh suer. Paper mob kemarin mengangkat isu semacam “tindakan represif aparat”. Tapi mungkin bisa jadi bahan pertimbangan untuk tahun depan selain mengejar gengsi. Perawatan terhadap maba yang pingsan karena panas-panasan waktu koreo paper mob juga harus proper. Keren-kerenan juga bisa dari prestasi kampus atau kalau mau sekalian itu maba diajak saja berdiskusi soal isu lokal, bandara misalnya dan outputnya masukin LPM DeDIKASI atau diupload. Kalau hanya sekedar gengsi-gengsian dan ingin masuk FYP Tik-tok juga bisa ngajakin seleb IYAIN ngonten.
Jika bertanya pada panitia, pasti jawaban mereka fungsi adanya papermob adalah untuk menambah kekompakan mahasiswa. Kekompakan untuk apa kira-kira padahal selama 3 hari pagi sampai sore mereka sudah menonton bersama sebuah pertunjukan penuh ilmu (red;PBAK). Apalagi 3 hari yang padat itu benar-benar diajari ideologi baru, kok ya paper mob nya mengarah juga dalam ideologi tersebut. Sungguh paket lengkap yang bikin berfikir ulang ini PBAK kampus atau ospek komunitas.
Minimal para mahasiswa ini sudah kompak dalam fikiran, urusan kompak dalam hal fisik, kok ya kaya militer saja. Lha memang para mahasiswa ini akan bekerja di project yang sama begitu kedepannya, mereka saja berbeda-beda prodi. Kalau mau belajar dari Bhinneka Tunggal Ika, berbeda beda prodi itu tadi tidak harus terjun dalam kegiatan yang sama seperti paper mob, mempunyai kesamaan dalam hal fikiran dan bertujuan menjadi mahasiswa yang tepat guna dengan keilmuan masing-masing saja sudah cukup.
Di antara banyaknya kritik, performa panitia dalam hal belajar dari pengalaman perlu di apresiasi. Tahun lalu sempat menjadi perbincangan hingga sempat viral mengenai acara PBAK IAIN Kediri karena waktu yang terlalu mepet dengan sholat. Sehingga tahun ini paper mob dilakukan cukup pagi dari jam 07.00 sampai pukul 10.00.
Semoga kedepannya nggak ada pingsan kepanasan sampai opname ya, yuk lah aminkan bareng-bareng demi kampus IYAIN tercinta kita.
Baca juga artikel terkait Opini atau tulisan menarik lain di dedikasi.id!
Penulis : Nurma, Berliana, Fina
Editor : Fina