dedikasi.id – Setelah mundur sebanyak tiga kali, IAIN Kediri akhirnya menggelar wisuda gelombang 1 tahun 2021 pada Rabu (25/08) pagi. Wisuda ini diikuti oleh 618 peserta dimana 548 orang berasal dari program S1 dan 70 orang dari program S2. Acara dimulai pukul 07.30 WIB dan dilaksanakan secara semi-daring melalui aplikasi zoom.
Dengan adanya kebijakan PPKM level 4 di kota Kediri, untuk yang hadir di sport center dibatasi hanya 100 orang yang terdiri dari 18 Anggota Senat, Dekan, Wakil Dekan 1, Kaprodi, Wisudawan terbaik tiap-tiap prodi, serta penulis skripsi dan atau tesis terbaik tiap prodi.
Berdasarkan surat edaran nomor 117 tanggal 13 Januari 2021, wisuda sebenarnya akan dilaksanakan pada hari Rabu, 9 Juni 2021. Selanjutnya, kampus memperpanjang pendaftaran wisuda dan memundurkan jadwal pelaksanaan menjadi hari Rabu, 7 Juli 2021. Sampai pada surat edaran terakhir nomor 387 tanggal 31 Mei 2021, jadwal pelaksanaan kembali diundur menjadi hari Rabu, 4 Agustus 2021. Meski begitu, wisuda baru dilaksanakan pada Rabu, 25 Agustus lalu.
Menurut Kepala Bagian Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama pada Biro AUAK, Husnu Rofik, penundaan ini dikarenakan menyesuaikan dengan perkembangan situasi covid-19 serta kebijakan dari pemerintah baik pusat maupun Kota Kediri.
“Awalnya bulan Juni kemudian diundur bulan Juli dan ternyata masih mundur lagi sampai bulan Agustus karena masa pandemi PPKM belum selesai dan di Kediri saat ini PPKM masih level 4,” ujarnya saat ditemui seusai wisuda.
Ia menambahkan bahwa dari pihak kampus mengharapkan pelaksanaan di bulan Agustus atau semester baru ini mahasiswa bisa masuk dan mengikuti wisuda secara offline, karena momen ini sangat ditunggu-tunggu mahasiswa. “Namun dengan beberapa pertimbangan di masa pandemi dan surat sudah kita layangkan ke pihak pemkot atau satgas covid-19 ternyata tidak diperbolehkan,” jelasnya.
Terkait mundurnya pelaksanaan wisuda, salah satu peserta, Feni Yuni Pujiarti, mengungkapkan bahwa ia merasa kecewa karena menyebabkan penerimaan ijazah juga mundur. Feni sudah mendaftar wisuda pada bulan April dan harus menunggu sampai bulan Agustus. Prosesi wisuda juga membuatnya lebih kecewa karena kurang khidmat dan terkesan ala kadarnya.
“Soalnya kita yang jadi wisudawan online itu kayak cuma jadi penonton buat wisudawan offline yang ada di kampus, gitu lo. Kayak nama, gelar, itu nggak dipanggil sama sekali sehingga orang tua kita nggak dapat feeling kalau anaknya benar-benar diwisuda. Saya bandingkan dengan kampus lain, meskipun online namun dibagi kloter, sehingga peserta tetap dipanggil namanya satu per satu,” keluh mahasiswa prodi Tadris Bahasa Inggris Angkatan 2017 tersebut.
Meski begitu, ia memilih menerima keadaan tersebut dengan lapang dada dan bersyukur karena telah wisuda. “Tapi nggak tau ya kenapa kok di IAIN begitu. Agak kecewa sih. Tapi mau gimana lagi, mungkin tiap kampus punya kebijakannya masing-masing gitu ya,” pungkasnya.
Penulis: Maulana/Firnas