(DEDIKASI.ID) – PEMIRA 2023 telah usai dan rekapitulasi suara telah diumumkan. Namun, sederet tanya dan tebak-tebakan masih dibiarkan mengambang di benak mahasiswa IAIN Kediri. Selamat menjabat, HORAS! PEMIRA 2023.
Usai merilis rekapitulasi suara PEMIRA 2023 pada Sabtu (23/12/23) pagi lewat akun instagram @kpumiainkediri, kolom komentar KPU-M minim interaksi. Satu dua akun yang berkomentar dibiarkan tanpa respon, like saja tidak. Keadaan serupa juga terjadi di akun BAWASLU-M, yang postingan terakhirnya justru di tanggal (21/12/23). Para penyelenggara PEMIRA terkesan meminimalkan interaksi dan cepat-cepat cuci tangan, berkemas, segera liburan.
Tidak heran jika kemudian para rakyat (red:mahasiswa) mengira para penyelenggara mempunyai konsolidasi khusus, indikasi merebak, dan menjadi bola liar. Frasa HORAS mungkin adalah frasa yang menggambarkan suasana KPU-M dan BAWASLU-M IAIN Kediri 2023 sekarang ini. Syukur bahwa PEMIRA telah berlalu sekaligus ungkapan perpisahan pada kaos polo panitia PEMIRA 2023. Ucapan selamat tinggal.
“Mengutip buku Orang Batak Kasar – Membangun Citra dan Karakter karangan Djapiter Tinambunan, horas artinya ungkapan rasa gembira, syukur, dan pengharapan atas keselamatan dan berkat Tuhan. Kata ini biasanya diucapkan pada saat berjumpa maupun akan berpisah dengan seseorang.”
Bola liar yang dibiarkan menggelinding dimulai dari peraturan teknis yang kurang transparan. Pada kurun waktu 29 November-08 Desember 2023 yang merupakan waktu pendaftaran calon dan verifikasi berkas, tidak disebutkan secara detail mekanisme pengumpulan yang dimaksud. Isu lobbying salah satu pihak untuk melenggang ke gelanggang pemilihan merebak.
Tim DeDIKASI mendapat laporan bahwa salah satu kandidat Partai Demokrasi Mahasiswa(PDM) mengumpulkan berkas ke BAWASLU-M dan bukan ke KPU-M setelah batas waktu pengumpulan selesai. Akibat dari ketidaktransparan mekanisme inilah merebak isu bahwa partai PDM melakukan lobbying. Baik pihak BAWASLU-M selaku pengawas, KPU-M maupun partai PDM dalam hal ini tidak memberikan update apapun di Instagram mereka.
Ketidaktransparan KPU-M dan BAWASLU-M masih terus berlanjut ketika pelaksanaan dialogis-monologis. Agenda yang dilaksanakan pada 13-14 Desember itu terkesan disiapkan dengan terburu-buru dan sekenanya. Surat undangan resmi kepada para kandidat baru dilayangkan H-12 jam acara berlangsung sehari sebelumnya. Bahkan postingan tentang dialogis-monologis juga tidak dishare di akun instagram KPU-M sebagai informasi untuk mahasiswa umum. Imbas dari hal ini Partai Kedaulatan Mahasiswa(PAKEM) melayangkan pernyataan sikap kepada KPU-M.
“Kita pake sistem partai, jadi ya informasi lewatnya partai-partai itu. Terus ada PPUM juga para HMPS-HMPS di wilayah fakultas dan prodi masing-masing yang membantu kita menyampaikan informasi seputar PEMIRA ke mahasiswa umum,” ujar M. Syifaul Qulub selaku ketua KPU-M.
“PEMIRA kemarin ga nyoblos. Gatau soalnya, ya taunya kuliah biasa. HMPS-nya ga kenal juga, ga pernah share info apapun di whatsapp, minimal suruh milih juga ndak,” terang Dina (bukan nama sebenarnya), mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Dakwah yang tidak berafiliasi dengan partai manapun.
Pada 19 Desember 2023, 2 hari sebelum pelaksanaan PEMIRA, muncul sebuah tangkapan layar yang viral dan diteruskan oleh banyak pihak melalui story whatsapp dan broadcast grup. Tangkapan layar tersebut berisi sebuah pernyataan penarikan diri partai PDM dari peserta PEMIRA lengkap dengan logo partai PDM. Tentu hal ini sedikit banyak menjadi bumbu-bumbu pemilihan bagi para calon. Tidak diketahui siapa yang pertama kali menyebarkan tangkapan layar ini, Partai Kedaulatan Mahasiswa (PAKEM) sebagai oposan menjadi pihak tertuduh. Ketua PDM menyatakan bahwa untuk hal ini sudah dilaporkan dan segera diproses oleh BAWASLU-M. Namun, sekali lagi BAWASLU-M tidak memberikan update apapun di Instagram mereka.
Para pemegang kekuasaan di ranah legislatif mahasiswa dan segenap penyelenggaranya seperti membiarkan eskalasi acuh tak acuh terhadap mahasiswa non politik (red:kupu-kupu). Hingga saat ini, akun instagram milik KPU-M hanya berisi postingan-postingan normatif dan timeline kegiatan yang kerapnya diupload saat hari H kegiatan tersebut. Akun BAWASLU-M sendiri juga terlihat hanya memfoto copy postingan akun KPU-M. Sebagai pengawas, tidak terlihat adanya respon dan tanggapan berarti atas isu-isu yang menyebar baik sebelum, ketika, maupun setelah PEMIRA. Tidak salah jika asumsi yang menyebar bahwa kedua akun ini dipegang oleh kalangan boomer yang gaptek dan tidak aktif media sosial.
Cacat berikutnya terjadi ketika hari H pelaksanaan PEMIRA. Sesuai postingan rekapitulasi DPT di Instagram KPU-M pada 12 Desember dan 17 Desember 2023. Prodi-prodi baru di Fakultas Ushuluddin dan Dakwah yakni Aqidah dan Filsafat Islam, Jurnalistik Islam, dan Manajemen Haji dan Umroh sama sekali tidak terdaftar menjadi DPT. Namun, ketika penghitungan suara (21/12/23) malam yang disaksikan langsung oleh tim DeDIKASI, terdapat surat suara dari prodi AFI yang sah dan ditulis suaranya.
Merujuk peraturan PEMIRA yang disepakati KPUM dan BAWASLU-M, tahun ini tidak ada pendaftaran on the spot. Dari mana surat suara tersebut berasal? Kalau benar dari PPUM FUDA, maka ada penyalahgunaan kuasa? Surat suara prodi mana yang diambil untuk diberikan pada DPT ghaib tersebut? Mengenai hal ini, KPU-M memberikan keterangan bahwa ini adalah murni kesalahan teknis.
“Kita salah input DPT yang diupload di Instagram itu, kita gabung dengan DPT IH,” keterangan koordinator wilayah FUDA.
Di postingan Instagram KPU-M sendiri, total DPT IH berjumlah 4 orang (akumulasi DPT 12 dan 17 Desember). Jika benar DPT prodi AFI digabung dengan DPT prodi IH, jumlah total seharusnya bukanlah 4 tapi 5 DPT. 1 suara dari AFI dan 4 dari IH. Hal ini ditemukan dari pola penambahan surat suara yang dicetak (margin 10%) pada rekapitulasi suara yang diupload pada Sabtu pagi (23/12/23).
Akumulasi catatan-catatan ini memunculkan sebuah akun instagram baru yang aktif berkomentar di postingan KPU-M dengan username @relawan.pro_demokrasi_2023. Terlihat nasionalis salah satu komentarnya tuntut KPU-M adakan pemungutan suara ulang.
Meski aktif berkomentar, akun ini terlihat tidak mendapat respon baik dari KPU-M maupun BAWASLU-M, sebelas dua belas dengan nasib mahasiswa non partai yang tidak dirangkul ketika pelaksanaan PEMIRA. Ketidaksiapan panitia menjadi pusat informasi dan menyelenggarakan acara bersih tegas administratif selayaknya menjadi pelalajaran untuk pelaksanaan PEMIRA selanjutnya. Selamat menjabat dan HORAS PEMIRA 2023!