Site icon DẽDIKASI.ID

Wiridan Ngopinian: Memperingati 1 Tahun Wafatnya Buya Syafi’i Ma’arif

Sampul Buku "Bengkel Buya".

Sampul Buku "Bengkel Buya".

(DEDIKASI.ID) – Wiridan Ngopinian belajar dari kearifan wong cilik sekaligus memperingati 1 tahun wafatnya Buya Syafi’i Ma’arif. Menjelang petang saat matahari mulai terbenam pada Sabtu (27/05) acara ini di gelar di Taman Baca Mahanani (TBM) di Jl. Supit Urang, Ngampel, Kec. Mojoroto, Kota Kediri.

Cendekiawan muslim yang berasal dari Minangkabau ini berhasil menggerakkan Alfin salah satu pemantik dalam buku karya Buya yang berjudul “Bengkel Buya”. Ia menjelaskan sekaligus membacakan salah satu kutipan dalam isi buku tersebut.

Jangan meremehkan wong cilik, wong cilik memiliki daya hidup dan kearifan yang luar biasa,” tutur Alfin selaku pemantik dalam acara Wiridan Ngopinian tersebut.

Selain itu, menurut salah satu peserta yang mengikuti acara ini – Sunarno, mengutip dari perkataan Buya Syafii Ma’arif yaitu, “pada sila kelima pancasila saat ini belum terpenuhi seperti yatim piatu”.

Suasana peserta diskusi buku Bengkel Buya. (Foto: Dedikasi)

Antusiasme peserta dapat dilihat dari berbagai bentuk pertanyaan yang dilontarkan, salah satunya terkait penerapan sifat dan ketauhidan untuk kehidupan sehari-hari.

Meningkatkan kepekaan dan kesadaran terhadap suatu permasalahan serta memberikan penilaianlah adalah kunci dari penerapan tersebut,” ujar Sunarno.

Salah satu peserta menaggapi terhadap penamaan buku Bengkel Buya terlalu mudah untuk di pahami atau terlalu mengacu pada hal-hal kebaikan dan meminta agar di berikan contoh lainya.

Seharunya dalam buku ini terdapat contoh kasus yang terjadi pada lingkungan kurang baik” tanggapan peserta diskusi.

Baca tulisan lainnya

Namun hal itu di jelaskan kembali oleh pemantik, bahwa terdapat lima keteladanan yang di ambil dari kejadian tokoh dalam kehidupannya, dimana setiap kejadian itu terdapat hikmah. Seperti saat buya mengalami kendala ketika menggenakan sepedanya, lalu ia bertanya kepada teknisi bengkel tersebut apakah menjual bensin.

Tidak, saya ingin berbagi rezeki pada yang lain, dan tak ingin serakah,” jelas pemantik dalam teks teknisi bengkel kepada Buya.

Hal tersebut merupakan representasi tokoh besar yang mau berbaur dengan rakyat kecil. Sehinga sifat dan ketauhidan yang dimilikinya dapat dijadikan panutan.

Baca tulisan menarik lainnya di Dedikasi.id!

Reporter : Ira

Penulis : Maulana

Editor : Elyza

Exit mobile version