(DEDIKASI.ID) – Musala kampus 1 adalah salah satu fasilitas yang sering dikunjungi oleh mahasiswa IAIN Kediri untuk melakukan salat dan ibadah lainnya. Meski secara fisik bangunan musala sudah baik dan bersih, tetapi banyak mahasiswa yang mengeluhkan bahwa alat-alat salat, khususnya mukena, kurang layak pakai.
Hal tersebut seperti disampaikan Laili. Ditemui saat sedang berkegiatan di musala pada Jumat (27/05), mahasiswa progam studi Tadris Bahasa Inggris tersebut mengeluhkan bahwa mukena yang ada di musala kurang bersih sehingga membuat dirinya kurang nyaman dalam melakukan ibadah.
“Mukenanya kurang bersih, kurang dijaga atau dirawat karena dilihat banyak yang berjamur. Sebenarnya terganggu saat shalat tapi kita juga pinjam dari sini,” ujar Laili.
Menanggapi hal tersebut, Seto, salah seorang staf Bagian Umum mengatakan bahwa tidak ada laporan yang masuk mengenai hal tersebut, sehingga pihaknya berasumsi bahwa semuanya normal-normal saja.
Baca saja
- Kuliah Tatap Muka: Protokol Kesehatan Tertib, Fasilitas Masih Kurang
- Rakergab Usai, UKM dan UKK Berkumpul Tagih Janji Rektorat
“Kalau ada gini, kan, kita jadi tahu juga. Cuma untuk membelikan sesuatu seperti itu harus ada dokumen pengajuan atau surat permohonan supaya nanti kita ada dasar untuk membelanjakan,” jelas Seto, Selasa (31/05).
Pihaknya pun juga kesusahan ketika ditanya mengenai perawatan dan pengembangan musala. Pasalnya, musala kampus 1 tersebut bukanlah aset milik IAIN Kediri. Ia menuturkan bahwa musala tersebut berdiri atas iuran beberapa dosen calon pegawai negeri sipil (CPNS).
“Tapi kalau misalkan dari teman-teman inisiatif mengajukan monggo, nanti difasilitasi. Nanti tidak usah diatasnamakan musala, diatasnamakan UKM Kerohanian saja selaku yang membidangi keagamaan,” terangnya.
Menanggapi pernyataan tersebut, Arofian Taufi selaku Ketua Umum UKM Kerohanian mengatakan bahwa sejauh yang ia ketahui, UKM-nya tidak memiliki tanggung jawab untuk merawat musala kampus dan perlengkapannya, termasuk mukena.
“Dari saya mulai menjabat jadi ketua umum UKM Kerohanian sampai saat ini, saya tidak ada omongan atau istilahnya dipasrahi dari sarpras ataupun pihak kampus untuk mengurusi maupun ngopeni musala kampus,” ungkapnya ketika dihubungi via Whatsapp pada Rabu (01/06).
Namun, pihaknya juga tidak menutup kemungkinan pada tahun-tahun sebelumnya bahwa UKM Kerohanian memang mempunyai tanggung jawab pada musala kampus.
“Tapi yang ingin saya sampaikan untuk tahun ini, kok, sepertinya UKM Kerohanian tidak ada tanggung jawab terhadap musala,” tegasnya.
“Mungkin dari mukena bisa diperbanyak dan perlu dijaga kebersihannya dan juga perlu untuk di cuci agar tidak sampai berjamur.…”
-Putri, Mahasiswa TBI
Terlepas dari siapa penanggungjawab musala sebenarnya, para mahasiswa tetap mengharapkan kelayakan fasilitas mukena. Salah satunya adalah Putri yang ditemui Dedikasi pada Jumat (27/05) di musala kampus 1.
“Mungkin dari mukena bisa diperbanyak dan perlu dijaga kebersihannya dan juga perlu untuk di cuci agar tidak sampai berjamur. Tujuannya agar mempermudah mahasiswa untuk beribadah di musala dengan tetap menggunakan mukena yang layak,” ujar mahasiswa program studi Tadris Bahasa Inggris tersebut.
Baca berita menarik lainnya di Dedikasi.id!
Reporter: Intan, Afifah, Yuha
Penulis: Riyadus, Lailiyah