Site icon DẽDIKASI.ID

Pantomim Bantu Ajak Sadar Krisis Iklim

dedikasi.id – Minggu (28/03) pagi area Jembatan Brawijaya sudah begitu ramai dengan aktivitas lalu lalang kendaraan. Terlihat pemandangan tidak biasa dengan poster-poster kecil dan sesosok pria dengan setelan hitam yang duduk di depan bongkahan es yang terus mencair bercampur warna merah.

Sosok tersebut tampil dengan dandanan pantomim yang memenuhi wajah. Raut muka dengan ekspresi sedih ditampilkan dalam balutan make-up nya. Pakaiannya tidak teratur namun tampak seperti setelan pejabat yang hendak dilantik.

Sosok yang mempunyai nama lengkap Farid Muhammad tersebut adalah seorang seniman pantomim asal Kediri. Farid, begitu panggilannya, mengenakan tuksedo lengkap berwarna hitam, peci dan sepatu pantofel. Ia duduk pada sisi Timur jembatan Brawijaya sambil memegang lembar-lembar kertas berisi ajakan sadar akan krisis iklim.

Berderet tulisan terpampang di sisi kiri dan kanan Farid bertuliskan Indonesia darurat krisis iklim, menolak punah, kita butuh solusi bukan polusi serta krisis iklim di depan mata. Harapan kata-kata tadi terbaca oleh setiap orang yang melintasi jalan.

Bukan tanpa alasan dan persiapan acara itu dilakukan. Menurut pria 24 tahun tersebut, agenda aksi pantomimnya sudah dipersiapkan seminggu sebelumnya melalui refleksi dan diskusi dengan kawan-kawannya yang mempunyai keprihatinan yang sama terhadap kondisi iklim yang sedang terjadi di dunia terutama Indonesia.

Saya dan teman saya memutuskan untuk merasa perlu mengampanyekan sadar krisis iklim dan menyebarluaskannya. Itu didasari akan pentingnya pengaruh perubahan iklim pada seluruh aspek kehidupan,” ucapnya.

Farid mengaku awal dari ide tersebut berasal dari kesadaran individu ke kolektif dan juga sebuah gerakan aksi dari International Extinction Rebellion, gerakan yang ada di seluruh dunia dan juga tiap kota di Indonesia. Sebuah gerakan massa cair yakni gerakan di mana semua orang boleh ikut untuk berpartisipasi.

Bumi ini sedang tidak baik-baik saja. Ada peningkatan pemanasan global yang parah serta krisis iklim. Itu juga yang menyebabkan banyak sekali bencana-bencana alam,” tutur Farid seusai aksi.

Tokoh utama dalam aksi pantomim itu juga mengutarakan bahwa sasaran aksi bukan hanya sebatas lingkup pengguna jalan dan masyarakat yang melihat. Ia mempunyai harapan besar pada pemerintah setempat untuk mendeklarasikan bahwa sedang terjadi krisis iklim. Ia juga meminta dikeluarkannya peraturan yang tidak merusak lingkungan karena berdampak pada iklim serta mengkaji energi terbarukan yang ramah lingkungan.

Hamid, salah seorang teman Farid yang juga mengikuti aksi tersebut pun memiliki harapan yang besar terhadap masyarakat dan pemerintah. Ia datang awal dalam persiapan aksi yang mulanya tiga orang di jembatan.

Aksi baru di mulai pukul 8 pagi dengan peralatan yang sudah disiapkan. Partisipan bertambah seiring berjalannya waktu hingga mencapai sepuluh orang.

Saya ikut berharap akan adanya kesadaran masyarakat dalam menjaga alam dan iklim serta adanya tindak lanjut dari pihak berwenang setempat dalam menanggapi krisis iklim ini dengan serius,” pungkasnya.

Baca juga artikel terkait Features atau tulisan menarik lain di dedikasi.id

(dedikasi.id – Features)

Reporter         : Ahmad Eko Hadi

Penulis            : Ahmad Eko Hadi

Editor              : Firnas

Exit mobile version