Site icon DẽDIKASI.ID

Bukan Dirancang Arsitek, Bangunan Padepokan Kediri Garuda Nusantara Dibangun dengan Petunjuk Leluhur

Patung Semar terlihat berdiri di atas bangunan padepokan Garuda Nusantara. (Foto: Dedikasi)

Patung Semar terlihat berdiri di atas bangunan padepokan Garuda Nusantara. (Foto: Dedikasi)

(DEDIKASI) – Perancangan sebuah bangunan umumnya dilakukan oleh arsitek. Namun, hal ini berbeda dengan Padepokan Kediri Garuda Nusantara yang terletak di Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. Padepokan ini didirikan oleh Andik Sauri sejak tahun 2017 atas dasar petunjuk dari leluhur, termasuk dalam hal pembangunan fisik padepokan.

Itu juga petunjuk tentang penentuan lokasi, bentuk bangunan, dan juga sumber dana pembangunan.”  ujar Suwarno, juru kunci padepokan kepada LPM Dedikasi, Minggu (23/10). Karena rancangan bangunan berasal dari leluhur, Suwarno mengatakan bahwa dalam proses pembangunannya banyak terjadi konsep bangunan yang berubah-ubah.

Saat dilihat dari luar, model bangunan padepokan ini hampir mirip dengan bangunan bercorak hindu. Sementara itu, di bagian dalam bangunan terdapat beberapa patung, seperti patung Yesus, Dewa Krisna, dan Sidharta Gautama. Selain itu, juga terdapat tempat peribadatan serta patung utama yang menjadi ciri khas padepokan ini, yakni patung Semar

Baca tulisan lainnya

Menurut keterangan Suwarno, padepokan ini berdiri untuk melestarikan kebudayaan, khususnya kebudayaan Jawa. “Selain kebudayaan sing sifate puisi koyo sastra-sastra, yo spiritual barang,” jelas pria berusia 56 tahun tersebut.

Sementara itu, dengan proses pembangunannya yang tidak biasa serta aktivitas di dalamnya yang beragam, masyarakat sekitar tidak merasa terganggu dengan adanya padepokan ini. Saat ditemui LPM Dedikasi pada Minggu (23/10), Siska, salah satu warga menuturkan bahwa keberadaan padepokan ini tidak mengganggu aktivitas mereka.

Sebab tidak ada hal yang bertentangan dengan keadaan kami. Malah kami ikut senang saat mereka (padepokan) mengadakan kegiatan kebudayaan seperti wayang dan musik campursari. Dan pada saat itu, kami ikut diundang untuk hadir,” ungkap Siska dalam bahasa jawa halus.

Baca tulisan menarik lainnya di Dedikasi.id! 

Penulis : Intan, Ginanjar, Andika

Editor: Maulana

*Tulisan ini merupakan karya peserta Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJTD) LPM Dedikasi.

Exit mobile version