Site icon DẽDIKASI.ID

Anies Baswedan: Transformasi Pendidikan dan Kepemimpinan Inklusif Kunci Menuju Generasi Emas 2045

Dokumentasi DEMA IAIN Kediri

Dokumentasi DEMA IAIN Kediri

(DEDIKASI.ID) – (03/05/2025) dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, Kementrian Luar Negeri DEMA IAIN Kediri sukses menggelar kuliah umum bersama tokoh nasional Anies Rasyid Baswedan, yang bertempat di Gedung Serbaguna IAIN Kediri. Acara ini terbuka untuk mahasiswa umum.

Mengusung tema “Refleksi Hari Pendidikan Nasional: Membangun Generasi Emas melalui Transformasi Pendidikan dan Kepemimpinan Eksklusif,” Anies Baswedan menekankan bahwa pendidikan sejatinya adalah ruang bebas dan menyenangkan, seperti layaknya taman yang menggambarkan kebebasan untuk bermain, belajar dan menyampaikan gagasan tanpa rasa takut.

Baca tulisan lainnya

“Ki Hajar Dewantara menyebut Pendidikan sebagai taman, tidak ada taman yang menakutkan. Pendidikan harus menyenangkan, merdeka dan menumbuhkan keberanian untuk menyampaikan gagasan,” ujar Anies.

Dalam kuliah umumnya, Anies juga menyoroti pentingnya gagasan dibandingkan masa jabatan. Ia menjelaskan masa kepemimpinan Ki Hajar Dewantara yang hanya 2,5 bulan dengan khalifah Umar bin Abdul Aziz selama 2,5 tahun, dalam pemaparan tersebut ia menegaskan bahwa yang utama adalah kontribusi dan gagasan selama menjabat, bukan jabatannya.

“Kalau anda punya gagasan, anda butuh jabatan untuk mengeksekusinya. Tapi jangan berfokus pada lama atau pendeknya jabatan, yang penting adalah apa yang dilakukan selama itu,” tegasnya.

Anies juga menyoroti bahwa pembangunan generasi emas tidak bisa dilepaskan dari pentingnya kepemimpinan yang merangkul semua kalangan. “Kepemimpinan dalam dunia pendidikan harus inklusif, mendengar, dan membimbing. Tidak boleh ada anak Indonesia yang tertinggal hanya karena latar belakang ekonomi, geografis, atau sosialnya,” tegasnya.

Transformasi pendidikan bukan sekadar perubahan kebijakan, tetapi perubahan cara pandang terhadap guru, murid, dan proses belajar itu sendiri. Ia menekankan perlunya pendekatan yang lebih manusiawi dan partisipatif.

“Kita harus bergerak dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran—yang menempatkan murid sebagai subjek aktif, bukan objek pasif.” Ujar Anies.

Dalam penutup refleksinya, Anies menyampaikan bahwa Indonesia hanya akan mampu menjadi negara maju bila pendidikan menjadi pondasi utama, dan kepemimpinan yang inklusif menjadi budaya dalam setiap jenjangnya. “Masa depan bangsa ini tidak akan ditentukan oleh mereka yang duduk di gedung-gedung tinggi, tetapi oleh mereka yang saat ini duduk di bangku-bangku sekolah.”

Baca tulisan menarik lainnya di Dedikasi.id! 

Reporter: Najma, Saffana

Penulis: Najma, Saffana

Editor : Fia

Exit mobile version