(DEDIKASI.ID) – Aksi demonstrasi yang digelar pada Rabu (26/02/25) oleh Mahasiswa IAIN Kediri di depan Gedung Rektorat. Mereka menuntut empat gugatan kejelasan akan kebijakan yang dianggap kurang efektif dan tidak transparan.
Empat gugatan yaknit transparansi penyesuaian Efesiensi Anggaran terutama dibidang fasilitas kampus dan anggaran mahasiswa, mendesak pembenahan mekanisme BTQ dan PIBD, menuntut kejelasan transisi IAIN menuju UIN, dan mendesak rektor untuk segera mengeluarkan SK tentang sanksi tegas terhadap pelaku pelecehan seksual.
Dalam aksi demonstrasi tersebut mahasiswa menegaskan tuntutan mereka terutama terkait percepatan transisi IAIN Kediri menjadi UIN. Pihak rektorat menjelaskan bahwa proses tersebut kini tinggal menunggu keputusan akhir. Hal itu dikarena ada sepuluh perguruan yang juga mengajukan Surat Keputusan (SK) untuk transformasi menuju UIN. Ia juga menjelaskan bahwa IAIN Kediri sudah memenuhi syarat-syarat transformasi baik mengenai tanah, jumlah guru besar, doktor, mahasiswa, maupun bangunan sudah clear tidak ada persoalan, “Visitasi sudah dilakukan berkali-kali hingga telah tercantum di sekretariatan negara hanya menunggu tanda tangan dari Presiden,” tutur Dimyati Huda, selaku Wakil Rektor 3.
Baca tulisan lainnya
Mahasiswa juga mendesak terkait mekanisme program BTQ yang berkaitan dengan kelulusan mahasiswa. Yang mana kelulusan ini bertujuan sebagai syarat menempuh KKN. Dari persoalan tersebut Dimyati telah mengadakan rapat yang membahas mengenai perbaikan mekanismnya. Ia juga menjelaskan bahwa mahasiswa tetap diluluskan dengan syarat tertentu, dan tujuan program tersebut demi kebaikan mahasiswa itu sendiri,“Semangatnya sebenarnya sama hanya ingin membenahi bagaimana mahasiswa bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar,” ujarnya.
Tuntutan tetang efisiensi anggaran juga ditanggapi oleh Dimyati yang menjelaskan bahwa efisiensi itu dari pusat, bukan dari jajaran mereka. Ia menjelaskan bahwa efisiensi ini ada, namun bagi mahsiswa dampaknya tidak terlalu besar, “Ada, namun dampaknya sedikit tidak seperti yang lain-lain misalnya perjalanan dinas habis, seminar tidak ada habis semua, kalau mahasiswa masih ada,” terangnya. Ia juga menjelaskan bahwa operasional kampus juga macet dikarenakan untuk menghemat anggaran.
Tuntutan lain yang disuarakan mahasiswa adalah tentang Surat Keputusan (SK) mengenai sanksi tegas bagi pelaku pelecehan seksual. Karena minimnya publikasi dan sosialisasi yang ada, mahasiswa menilai bahwa kampus perlu memiliki aturan yang jelas dan lebih tegas dalam menangani kasus tersebut. Dimyati menjelaskan bahwa sudah ada tim khusus yang melayani hal tersebut, “Di kampus sendiri ada yang namanya PSGA untuk tempat pengaduan yang selanjutnya diberikan ke rektorat untuk didiskusikan bersama.” lanjut Dimyati.
Aksi ini berlangsung damai dengan pengawasan ketat dari pihak keamanan kampus maupun pihak yang berwajib. Demonstrasi Aliansi Mahasiswa IAIN Kediri ini bukan hanya sekedar melakukan aksi protes, namun mereka berharap dapat membawa perubahan nyata dalam kebijakan kampus. Hal ini menjadi bukti bahwa para mahasiswa peduli pada kebijakan kampus dan sedia untuk mengawal perubahan yang baik.
Baca tulisan menarik lainnya di Dedikasi.id!